Anak Panti Asuhan
Amira menangis karena adiknya yang bernama Minati akan diambil seseorang , dia amat bersedih akan kehilangan adiknya dan mungkin akan bertemu beberapa tahun lagi , Panti asuhan Nurul Yakin tempat Amira bernaung bersama adiknya Minati . Ayah dan ibu Amira dan Minati telah meninggal saat mereka masih kecil. Ayah ibunya meninggal ketika mereka sedang mengunjungi kerabat untuk merayakan hajatan, karena mereka masih kecil-kecil terpaksa anak-anaknya di titipkan tetangga karena keterbatasan dana. Tapi malang sepulang dari hajatan mobil angkotnya kecelakaan tertabrak kereta api yang bertujuan ke Solo Balapan .
********************************
Siang malam mereka merindukan orang tuanya tapi tak kunjung datang, tangisnya menyayat hati , akhirnya Amira sampai kelaparan dan melihat bakul makanan serta makan lauk seadanya dan mereka berdua makan bersama dengan air mata yang sudah mengering sendiri. Pagi harinya sekdes mendatangi kontrakan Amira bermaksud menjelaskan tentang kecelakaan yang merenggut nyawa mereka berdua . Kelurahan tempat tinggalnya di Kalicacing Purwokerto sekdesnya mendatangi rumah kontrakan keluarga Amira serta didampingi tetangga sebelah rumahnya yang bernama bu Nur . Pak sekdes mengatakan kalau bapak ibunya mendapat masalah dalam perjalanan pulangnya , dan jenazahnya akan segera datang sebentar lagi karena masih dalam perjalanan. Amira dan Minati tangisnya pecah , bu Nur mendampingi mereka dan memberikan ketenangan serta berhenti menangis karena semalam mereka terdengar menangis tapi diam lagi dan akhirnya mereka tertidur . Keluarga Amira memang keluarga yang pra sejahtera sehingga kades dan sekdes turun sendiri menangani masalah ini . Hape mereka tak punya sehingga sulit menghubungi kerabat lainnya , alamat juga belum tahu . Amira juga tak tahu alamat keluarga kerabatnya . Mayat akhirnya sampai dirumah , mereka tak diizinkan melihatnya karena tubuh mereka sudah rusak dan segera diurus pemakamannya .
Pak kades pulang duluan dan diteruskan oleh pak sekdes yan melakukan pembicaraan dengan bu Nur
Bu Nur : ” Pak sekdes mereka di titipkan saja ke panti asuhan Nurul Yakin ”
Sekdes : ” Inggih buk sudah saya bicarakan dengan pengasuhnya dan tolong berkakas mereka tolong diurusi serta dikembalikan kepada pemiliknya ” . Bu Nur menuruti semua pesan dari sekdes maupun kades dan mempertemukan dengan pengasuh pati asuhan Nurul Yakin merupakan panti asuhan yang berada di lokasi kota Banjarnegara mengambil mereka untuk diberikan naungan .
************************************
Amira : ‘ Dik nanti kalau ada orang yang mengambilmu kamu bilang ya agar kakak diajak , begitu juga kakak akan memohon agar kamu diajaknya serta okey…”
Minati : ” Iya kak…kita tak boleh berpisah…” Minati memegang jemari kakaknya agar duduk berdua ”
Datanglah sepasang suami istri yang akan mengambil anak yang berada di panti Nurul Yakin, Minati tangannya gemetar karena mereka menginginkan anak yang paling kecil di panti tersebut . Amira memeluk adiknya dan mengajak pindah duduknya agar tak terlihat oleh calon pengambil anak. Tetapi ternyata Minati dan Amira dipanggil oleh ibu Nana untuk diajak bicara bersama .
Nana : ” Amira…adikmu akan dibawa bapak / ibu Purnomo bagaimana….? ”
Amra : ” Kenapa tak Amira sekalian bunda…..? ”
Nana : ” Mereka menginginkan satu orang anak, mereka baik dan akan merawat adikmu menjadi orang yang berkecukupan…” Amira menangis kalau adiknya akan diambil bapak /ibu Purnomo .
Nana : Bapak dan ibu Purnomo menginginkan anak yang terkecil di panti ini, dan akan disekolahkan serta dirawatnya , jadi adikmu memiliki keluarga yang bisa mendukung kehidupan serta mendidik sesuai kemampuannya ” . Minati dan Amira berpelukan serta bertangisan . Ketika bu Nana menyuruh segera berkemas Amira ikut membantunya menyiapkan semua pakaian adiknya, tapi bu Purnomo hanya meminta sebagian saja yang dibawa karena nanti Minati akan dibelikan baju dirumah barunya . Pak dan Bu Purnomo mengurusi semua administrasi di panti sedangkan Amira dan Minati saling berpelukan dan pamit kepada semua penghuni yang berada menyaksikan kepergian Minati .
Lusi : ” Jangan lupakan kami ya Minati, kamu bersyukur sudah mendapat orang tua asuh yang mampu…” Minati tersenyum sambil mencengkeram pakaian kakaknya .
Amira : ” Sudah jangan nangis lagi …tadi kak Lusi berkata kan kalau kamu akan bahagia tinggal bersama orang tua asuhmu tapi tak ingin engkau melupakannya…” perlahan Minati mengangguk lalu memeluk Amira lagi. Dan tibalah saat perpisahan pak Purnomo mengangkat Minati dan menggendongnya diikuti bu Purnomo dan menyalami Amira .
Bu Purnomo : ” Minati akan ikut ibu ya…..jaga kondisimu suatu saat Minati akan menengokmu….”
Amira : ” Betul buk….? Minati akan datang kesini menengok kami…..? ” Amira menerima uang pemberian bu Purnomo.
Bu Purnomo : ” Simpan uang ini suatu saat bila butuh ya……..” Amira menerima dengan senang hati dan melihat bu Nana yang tersenyum padanya
Nana : ” Terimakasih bu Purnomo…, mereka pasti akan menanti kedatangan ibu….” Amira begitu bangga pada bu Purnomo dan akan selalu diingat kebaikan bu Purnomo begitu juga Minati yang tersenyum bahagia karena mendapat janji akan datang ke panti lagi.
******************************************
Tiga bulan berlalu Amira sedang belajar di panti, karena rindu pada adiknya dia tertidur ….bangun-bangun badannya terasa panas , Lusi yang selalu bersama Amira meraba dahi Amira karena dia ngomong sendiri serta berkeringat. Bunda Nana yang melihatnya menyuruh Lusi agar masuk ke kamar dan tiduran, tapi Lusi tak kuat mengangkatnya
Nana : ” Tolong bunda mengangkat Amira, kekamar karena kamu tak kuat, ayuuuk……..?! ” Lusi membantu bunda Nana memapah Amira masuk kedalam kamar
Bunda Nana memberikan selimut lalu menyiapkan obat turun panas , sementara anak-anak yang lain belajar pelajaran yang diberikan guru bantu di panti asuhan Nurul Yakin dan melaporkan keguru bantu kalau Amira badannya panas. Bunda Nana memberikan kompres di temani Lusi teman sekamar. Malam itu Lusi tak bisa tidur karena Amira mengigau dan memanggil Minati . ” Minati kakak ikut….” begitu teriakannya . Semua anak panti menengok keadaan Amira yang terkulai lemas. Salah seorang berkata dia bernama Riyani.
Riyani : ” Sudahlah Amira….keadaan seperti ini sudah biasa terjadi di panti meskipun itu adik kandungmu sendiri…yang penting dia sudah bahagia dengan ibu asuhnya…sudahlah tak usah bersedih ” Amira mendengarkan Riyani berbicara dan hatinya begitu sakit…dan memandang bu Nana meminta kejelasan.
Nana : ” Benar sekali Amira…kamu harus menerima keadaan ini dengan iklas, yang penting sekarang adikmu sudah bahagia ..”
Amira : ” Tapi bu…mengapa dia tidak datang kesini…..?! ”
Nana : ” Keluarga Purnomo itu amat sibuk dan waktunya amat terbatas…mungkin suatu saat Minati yang akan kemari …kamu yang sabar ya….itu temen kamu juga ada yang akan diambil oleh orang tua asuh yang lain berkemaslah siapa tahu mereka akan tertarik dan memilihmu untuk diasuhnya…..” . Amira begitu mendengar ada teman yang akan diambil menjadi orang tua asuhnya matanya terbelalak dan ingin dirinya merasakan kasih sayang ayah, ibu seperti yang dialami Minati yang kini bahagia.
************************************
Tiga tahun berlalu…sekarang Amira hanya belajar dan berdoa supaya dirinya mendapatkan ibu asuh yang baik seperti adiknya. Amira kini sudah sekolah kelas dua SMP dan dia amat rajin serta selalu tambil rapi serta berharap ada yang akan mengambilnya menjadi anak asuh…dia sangat rindu memiliki ayah dan ibu yang menjaganya setiap waktu seperti adiknya Minati yang belum pernah mampir ke panti asuhan Nurul Yakin. Dengan berseragam biru putih Amira mengambil bunga yang akan di taruh di kamarnya sambil berharap adiknya Minati akan datang. Malam ini sepi sekali Lusi yang sekamar dengan Amira berkata ” Kita belum memiliki ibu asuh semoga kedepan kita akan mendapatkannya..” Air mata Amira jatuh perlahan lalu berkata : ” Kapanpun aku siap dan juga akan menemani bu Nana yang baik bila masih disini…”