Naomi terbaring lemah di ruang ICU. Tubuhnya penuh dengan selang infus, kabel, dan alat-alat medis yang bersuara lirih namun menghantui.…
Read More »Kabut pagi belum lagi menipis ketika telepon berdering. Bu Kandar menekan tombol penerima dengan jari gemetar. Dari seberang benua, suara…
Read More »Pagi itu begitu sunyi. Tidak ada suara kendaraan yang biasanya terdengar ramai di depan rumah kami. Matahari bahkan belum tampak…
Read More »Derit sepeda itu datang lagi pagi ini, seperti biasa. Suaranya tajam dan memekakkan telinga, tapi Marlena sudah tak kaget. Ia…
Read More »Aku menatap kerumunan orang dan mengucapkan kebohongan terbesar dalam hidupku. “James Waters adalah pria terbaik yang pernah aku kenal.” Padahal,…
Read More »Saher menggandeng tangan putranya, Muhammad, yang tertatih karena kaki kanannya terluka. Meski hatinya berat, ia tak bisa melarang anak itu…
Read More »Di sebuah sore yang tenang di pinggiran Ariana, Ahmed duduk bersandar di kursi kayu ruang kerjanya. Di tangannya tergenggam erat…
Read More »Pernikahan Ratmi dan Anwar tidak mewah, tak ada tenda biru atau panggung dangdut, hanya akad nikah di ruang tamu yang…
Read More »Malam itu, angin bertiup pelan membawa aroma kayu bakar dari dapur belakang. Di sudut ruang tamu yang remang, duduklah seorang…
Read More »Pagi itu, Renata berjalan cepat menuju Pasar Karangayu untuk membeli beberapa bahan keperluan tugas sekolah. Ia tak menyadari ada seseorang…
Read More »