Menggapai ASA
Tasman adalah pemuda miskin berasal dari Pakistan, tetapi dia amat gigih dalam menentukan hidupnya , Tasman yang lahir tahun 1965 terus berjuang agar bisa mapan. Dia bersama kawannya yang bernama Ali membentuk seni suara yang khas dengan berduet sehingga grupnya menjadi terkenal di daerahnya. Mulanya Tasman bernyanyi dan Ali merupakan pengiringnya dengan membawa gitar Tasman berkeliling mengadu nasib demi perbaikan hidupnya karena Tasman sudah sebatangkara dan Alipun demikian. Tidur di emperan toko sudah menjadi langganannya sampai pada suatu hari mereka bertemu dengan seseorang yang siap membantunya .berkembang sebagai vokalis serta musisi band.
Pada umur 17 tahun Tasman bertemu dengan Edward seorang musikus yang baik hati dan mau membantu Tasman serta Ali agar bisa berkembang dan membawa Tasman serta Ali ke dalam dapur rekaman musik serta dibantu beberapa kawan dari pak Edward menyelesaikan lagu tersebut yang sangat enak didengar pada masa tersebut. Tasman memilih alat musicnya berupa orgen ataupun piano sedangkan Ali selain ahli gitar dia memegang keyboard. Kini grup musik tersebut terkenal lewat lagunya ASA yang diilhami mereka berdua dalam meniti hidup.
Ali menciptakan lagu tak kalah dengan lagu ASA yang terkenal dengan judul lagu Bersama Selamanya , lalu berturut-turut lagu kakakku yang baik, lagu-lagu Tasman sangat kaya musik serta vokal Tasman yang memukau penonton . Tasman yang yang kini hidupnya telah mapan semenjak bersama Edward dia sudah memiliki rumah dan peralatan musik yang lengkap juga sudah bisa membuat studio sendiri.
Kemajuan Tasman dan Ali membawanya konser ke berbagai negara sampai dia berkenalan dengan seorang gadis yang bernama Laura dari Kanada yang merupakan pecinta Tasman. Ali mendukung mereka untuk melakukan pernikahan supaya hidupnya lebih teratur . Tahun 1987 mereka menikah dan dua tahun kemudia mereka memiliki buah hati seorang anak lelaki. Karena sering ditinggal keluar kota bahkan ke luar negeri maka Laura hidupnya kesepian. Tasman tak tega melihat istrinya sendirian dan Ia mulai mengajaknya untuk tur keliling dunia. Namun sayang putra kecilnya tak bisa mengikuti kemana mereka pergi dan dia mulai sakit-sakitan karena terbawa cuaca berbagai negara .
Laura kembali ke negaranya di Kanada bersama putra kesayangannya yang diberi nama Calvin yang kini beranjak ke sekolah dasar. Pada saat covid-19 segala urusan kontrak terhenti, Tasman akhirnya kembali ke Kanada pada musim semi berkumpul dengan istrinya Laura , namun sayang Laura terkena infeksi covid-19 dan merenggut jiwanya , Tasman sangat sedih sehingga Ali selalu menghiburnya. Covid begitu mengancam jiwanya tatkala Ali mengalami sesak nafas Tasman membantunya dengan membawa ke rumah sakit.
Tasman akhirnya kembali ke Pakistan agar bisa bergabung dengan keluarganya dari bibinya. Edward musisi terkenal itu ternyata telah wafat terkena covid-19, Tasman dan Ali telah mengumpulkan alat seninya di Pakistan dengan susah payah Tasman membangun ruangan disebelah rumah bibinya sebagai tempat rekaman serta memiliki ruangan yang besar karena Calvin berada disana dan bersekolah juga. Tasman tak ingin menikah tapi dia menyarankan agar Ali segera menikah untuk melaksanakan hidup yang baik.
Tasman tetap berusaha keras untuk kehidupannya demi Calvin yang sudah beranjak besar, Calvin selalu dididik menjadi seorang seniman seperti Tasman tetapi saat ini covid masih merajalela sehingga Tasman berupaya bagaimana caranya bisa mendapatkan uang. Bersama Ali dia membuka makanan jadi dan Tasman sendiri sebagai cokinya. Sekolah Calvin melakukan pembelajaran dengan jarak jauh atau daring membuat Tasman lega karena bisa mengawasi putranya , Ali ikut membantu juga dalam mendidik Calvin serta mengajar gitar sebagai keahlian diri untuk kedepannya. Ali ternyata tak mau menikah dan lebih senang berkumpul dengan Tasman dan Calvin.
Vaksin covid sudah ditemukan dan semua menyambut dengan suka cita, yang membahagiakan adalah ternyata rumah makanTasman menjadi idola para pecintanya dan pihak stasiun televisi menawari Tasman untuk memandu acara seni dan instroment yang membawanya kembali kedunianya bernyanyi. Lagu-lagunya kembali menggema di Pakistan bersama Ali yang setia. Perjalanan hidupnya selalu terbayang jika menyanyikan lagu ASA , air mata Tasman tak terasa mengalir membasahi jasnya. Bayangan istrinya Laura menyertai selalu membuat Ali juga ikut bersedih tapi Ali selalu menyemangatinya agar hidup selalu berjalan sehingga mau tak mau Tasman membenarkan dan berusaha tegar kembali .
Kini tahun 2025 usia Tasman sudah 60 tahun dan putranya sudah lulus kuliah di teknik komputerisasi , Tasman selalu menasihati putranya Calvin agar selalu menjaga diri agar hidupnya nyaman . Lagu-lagu Tasman kembali naik tangga lagu di Pakistan dan masyarakat menginginkan agar Tasman dan Ali tetap menjadi musisi serta menciptakan lagu kembali sampai terjadi huru hara di Pakistan atas pembunuhan turis India yang tersebar beritanya di dunia yang menimbulkan peperangan kedua negara tersebut. Rumah Tasman tertembak drone dari India sehingga peralatannya hancur untung saja masih ada ruangan yang tersebunyi yaitu dibawah tanah. Rumah ini merupakan inspirasi dari istrinya Laura sebagai perlindungan di saat tornado hadir dan menghabisi segala yang ada diatasnya
Tasman , Ali , dan Calvin yang beranjak dewasa begitu menjaga apa yang sudah menjadi miliknya dan tetap berdiam diri di ruang bawah tanah karena diatas masih sangat berbahaya dengan drone-drone yang beterbangan mencari mangsa. Ruang yang aman adalah garasinya tempat mereka keluar masuk mengamati drone pengintai dan akan keluar jika sudah aman. Perbatasan India Pakistan yang paling rawan untung saja Tasman tinggal agak jauh dari Kashmir yang menjadi target peperangan dan tinggal di Islamabad tetapi juga termasuk zona berbahaya sehingga Calvin berusaha mencari tempat teraman untuk keluarganya .
Calvin : ” Ayah bagaimana kalau kita pindah Karachi disana kita mendekati Dubai tentu ayah akan bisa berjaya lagi bila pindah disana ..?! ” Sejenak Tasman dan Ali berfikir benar juga ide Calvin.
Tasman : ” Disana tanah mahal…, kita tinggal sementara di rumah teman saya bagaimana…Ali…?! ” Ali ikut saja kemanapun mereka pergi karena sudah tak ada keluarga lagi sejak kecil. Akhirnya mereka memasukkan semua keperluan mereka ke dalam mobil karavannya dan segera bergegas menuju Karachi mencari ketenangan. Mereka bertiga bergantian menyetir dan beristirahat di mobil secara bergantian jika ada tempat yang aman mereka memasak diluar sambil menyusuri jalan kadang juga melihat drone tapi diperjalanan ini masih aman karena sangat jauh dari Kashmir dan Tasman masih mencari alamat-alamat rekan-rekannya yang berada di Karachi Pakistan Selatan . Mereka hanya menjauh dari drone pengintai jadi belum tenang tinggal di Karachi juga tetapi mereka semua dekat dengan Dubai sehinggga bisa melanjutkan dinamika kehidupannya. Tasman tetap berada di mobil karavannya dan belum berani keluar mobil bahkan agak menjauh dari Karachi dan ingin menyeberang menuju Dubai, diapun mempersiapkan pasphor dan visa untuk melapor akan masuk Dubai. Di kedutaan Tasman bertemu dengan salah satu anggota pertelevisian dari India yang hendak menyeberang ke Dubai juga dan akhirnya mereka bersama menuju Dubai untuk mendapatkan penghidupan sementara yang hanya mendapatkan izin selama satu tahun karena bertujuan menetap di Dubai.