Anak-anakMotivasiPendidikan

Kembali ke Al-Qur’an

Zahra adalah anak semata wayang dari pasangan suami istri yang memiliki usaha toko busana muslimah. Sejak kecil, Zahra dikenal sebagai anak yang cerdas, rajin, dan taat beribadah. Setiap harinya, ia selalu meluangkan waktu untuk membaca Al-Qur’an setelah shalat, sebuah kebiasaan yang ditanamkan oleh kedua orang tuanya.

Zahra adalah murid kelas 5 di SD Al-Falah. Sejak kelas 1, ia selalu menjadi juara umum dan mendapatkan banyak penghargaan akademik. Gurunya, Bu Rina, sangat menyayangi Zahra karena kepintaran dan kesopanannya. Zahra juga dikenal sebagai anak yang senang membantu teman-temannya dalam belajar.

Suatu pagi yang cerah, Zahra bersiap untuk berangkat ke sekolah. Seperti biasa, ia sarapan bersama kedua orang tuanya.

“Zahra, jangan lupa hari ini ada latihan untuk Ujian Kenaikan Kelas, ya,” ujar ibunya.

“Iya, Bu. Zahra sudah belajar semalam. Insya Allah bisa,” jawab Zahra dengan penuh semangat.

Sepulang sekolah, Zahra menerima sebuah kejutan dari ibunya.

“Zahra, ini ada hadiah untukmu karena kamu memenangkan lomba menulis esai Islami,” kata ibunya sambil menyerahkan sebuah kotak yang dibungkus rapi.

Dengan penuh kegembiraan, Zahra membuka kado tersebut dan menemukan sebuah tablet terbaru di dalamnya. Matanya berbinar-binar.

“Terima kasih banyak, Bu! Zahra senang sekali!”

“Ibu percaya kamu bisa menggunakan ini dengan bijak. Tapi ingat, jangan sampai gadget membuatmu lupa belajar dan beribadah,” pesan ibunya.

Awalnya, Zahra menggunakan tablet itu hanya untuk belajar dan membaca Al-Qur’an digital. Namun, seiring berjalannya waktu, ia mulai tertarik menjelajahi media sosial, menonton video, dan bermain game online. Lambat laun, ia mulai kecanduan. Ia sering lupa waktu, bahkan tidak lagi membaca Al-Qur’an setiap selesai shalat.

Malam-malam yang sebelumnya ia isi dengan membaca Al-Qur’an kini digantikan dengan berselancar di dunia maya. Bahkan, ia mulai mengabaikan tugas sekolahnya. Nilai-nilainya perlahan menurun, dan ia merasa lebih sering lelah di sekolah karena begadang bermain gadget.

Sampai suatu hari, saat pembagian hasil ujian tengah semester, Zahra terkejut. Ia yang biasanya selalu berada di peringkat pertama, kini turun ke peringkat sepuluh. Zahra merasa terpukul dan menangis di kamar.

Ibunya mengetuk pintu kamar dan masuk. “Zahra, ada apa sayang?”

“Zahra menyesal, Bu. Zahra tidak belajar dengan baik karena terlalu banyak bermain tablet,” jawabnya sambil terisak.

Ibunya mengelus kepalanya dengan lembut. “Anakku, teknologi bisa bermanfaat jika digunakan dengan bijak. Tapi jika berlebihan, ia bisa menjadi musuh yang tak terlihat. Apa yang akan Zahra lakukan sekarang?”

Zahra terdiam, lalu tiba-tiba teringat aplikasi Al-Qur’an yang pernah ia unduh di tabletnya. Ia membukanya dan membaca Surah Al-Baqarah ayat 286:

“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.”

Mata Zahra berkaca-kaca. Ia menyadari bahwa ujian ini adalah teguran dari Allah agar ia kembali ke jalan yang benar. Ia pun segera mengambil air wudhu dan membaca Al-Qur’an dari mushaf yang telah lama ia tinggalkan. Perlahan, hatinya terasa lebih tenang.

Sejak hari itu, Zahra berjanji pada dirinya sendiri untuk tidak lagi kecanduan gadget. Ia mulai mengatur waktu penggunaannya dan kembali rajin belajar serta membaca Al-Qur’an. Hasilnya, saat ujian kenaikan kelas tiba, ia berhasil mendapatkan nilai yang jauh lebih baik.

Saat pembagian rapor, ia tersenyum lega saat melihat peringkatnya naik kembali. Meskipun belum kembali ke peringkat pertama, ia merasa puas karena telah berusaha dan kembali ke kebiasaannya yang dulu.

“Bu, Zahra sudah mengerti sekarang. Gadget bukan segalanya. Ilmu dan ibadah jauh lebih penting.”

Ibunya tersenyum bangga. “Ibu selalu percaya, Zahra akan menjadi anak yang sukses dan salehah. Teruslah berusaha dan berdoa, sayang.”

Zahra mengangguk mantap. Sejak saat itu, ia tidak pernah lagi membiarkan teknologi menguasai hidupnya. Ia belajar untuk menyeimbangkan antara dunia digital dan dunia nyata, dengan tetap menjadikan Al-Qur’an sebagai cahaya dalam hidupnya.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Check Also
Close
Back to top button
Close

Adblock Detected

Support Kami Dengan Mematikan Adblock