Sebelum aku bertemu teman-teman sekamarku di kampus, aku sama sekali nggak pernah membayangkan kalau kehidupan kuliahku bakal semenyenangkan ini.
Aku meninggalkan kota kecil yang selama ini membuatku ragu untuk pergi. Meski lelah dengan ritme hidup yang lambat dan membosankan, aku tetap merasa berat saat mengucapkan selamat tinggal pada orangtuaku. Tapi akhirnya, aku berangkat juga ke kota besar yang asing untuk kuliah, sendirian.
Kupikir kehidupan kampus bakal jadi awal yang biasa saja, tapi ternyata, semua jauh lebih luar biasa dari yang kubayangkan.
Teman sekamarku… sebut saja mereka V, E, dan W.
V punya wajah tampan yang selalu jadi pusat perhatian. Setiap hari, dia harus bersusah payah menghindari cewek-cewek yang mengejarnya. Mereka terlalu semangat, bahkan ada yang ngotot nyerahkan surat cinta langsung ke tangannya. Tapi, sikap dingin V bukannya bikin mereka mundur, malah makin menjadi-jadi. Saking parahnya, aku pernah nemu surat cinta dari cowok juga di tempat sampah.
E adalah penggemar berat sastra, apalagi novel-novel fantasi. Dia pernah angkat buku The Chronicles of Narnia tinggi-tinggi dan nanya ke aku, “Gimana caranya masuk ke dunia ajaib lewat lemari kayak di buku ini, ya?” Awalnya aku pikir dia cuma becanda, tapi lama-lama aku curiga dia benar-benar percaya ada dunia lain di balik lemari.
Lalu ada W, sosok berotot besar yang jadi relawan perlindungan hewan. Setiap waktu luangnya dihabiskan buat nyelamatin anjing liar. Bayangin aja, cowok segede gaban gendong anak husky sambil nyanyiin nina bobo. Kadang dia juga teriak-teriak ngajak anjingnya berdebat, kayak ngerti bahasa anjing beneran.
Pernah suatu hari, W bawa anak anjing ke kamar.
“Cuma semalam aja, ya! Besok aku titipin ke tempat penampungan. Kasihan banget dia,” rayunya sambil merengek.
Aku jawab, “Udah tanya yang lain belum? Siapa tahu mereka nggak setuju.”
Akhirnya W keliling kamar tanya ke semua orang.
“…Itu yang kamu bawa makanan ya?” V nanya sambil menjilat bibir.
“…Itu sampel percobaan buat anatomi mamalia?” E langsung buka buku biologi.
Akhirnya malam itu juga W terpaksa bawa pergi anak anjing itu sambil berlinang air mata.
—
Suatu hari V mau beli payung online.
“Aku nggak ngerti cara belinya… bisa tolongin?” tanyanya sopan, sambil kelihatan kikuk banget.
Aku ketawa, “Zaman sekarang mana ada anak muda yang nggak ngerti internet?”
Kesal karena diejek, V langsung minta bantuan ke dua orang lainnya.
“…Cowok dewasa bawa-bawa payung bunga? Nggak banget,” komentar W dengan jijik.
“…Aku juga nggak ngerti belanja online, gimana kalau kita belajar bareng?” E malah semangat buka aplikasinya.
Hasil akhirnya, V harus berangkat kuliah dengan payung pink renda bunga-bunga pilihan E. Wajahnya kayak mau menangis.
—
E makin terobsesi sama novel-novel online.
“Aku udah meditasi tiap malam posisi lima titik hati menghadap langit, tapi kenapa nggak ada efek apa-apa?” tanyanya sambil menunjukkan lingkaran hitam di bawah matanya.
Aku cuma geleng-geleng, “Nggak tahu, deh. Tanya yang lain aja, kali?”
E pun bawa bukunya dan minta saran dari teman-teman lain.
“…Ini mah bohong semua, tolol! Lu masih SD apa gimana?” W langsung frustrasi lihat kebodohan E.
“…Coba lompat dari atap, siapa tahu bisa nyasar ke dimensi lain,” kata V sinis, masih dendam soal payung bunga tempo hari.
Akhirnya E harus menerima kenyataan pahit bahwa semua cerita online itu cuma fiksi. Hari itu, dunia khayalannya runtuh.
—
Meski tiap hari isinya kekonyolan, hidup di kamar asrama bareng mereka terasa seru banget. Tiap malam ada aja yang bikin ketawa. Tapi waktu terus berjalan, dan satu per satu mereka mulai jatuh cinta.
Kami berempat pergi ke bar buat minum-minum.
V kelihatan udah setengah mabuk, matanya sayu, badannya hampir tumbang.
“Aku nggak tahu dia bisa nerima makanan pokokku atau nggak…” gumamnya pelan.
Aku ngelirik, “…Darah, maksudmu?”
E yang udah mabuk berat juga ikut bersuara, “Gimana kalau ternyata spesies kita nggak bisa berkembang biak?”
Aku cuma bisa nyengir, “Ya udah, semoga anak kalian sehat, ya…”
W malah melolong dua kali sebelum curhat, “Gimana kalau istriku nanti nggak bisa tidur sekasur sama makhluk berbulu?”
Aku garuk kepala, “Orang yang suka tidur sama anjing, kayaknya bakal bisa nerima tidur sama serigala juga, deh.”
Ya ampun.
Vampir, alien, dan manusia serigala bisa punya pacar. Sementara aku, manusia normal, masih aja jomblo kayak anjing liar.
Catatan dari Penulis:
V = Vampir
E = Makhluk luar angkasa
W = Werewolf (manusia serigala)