Petualangan Zizi dan Bobo
Pada suatu pagi yang cerah, di tengah hutan yang hijau, hiduplah seekor gajah kecil yang baik hati bernama Zizi. Zizi sedang berjalan santai sambil mencari makanan. Tiba-tiba, dia bertemu dengan seekor monyet cerdik bernama Bobo yang sedang bergelantungan di atas pohon.
“Hai, Bobo! Mau ke mana kau pagi-pagi begini?” tanya Zizi dengan ramah.
Bobo melompat turun dari pohon dan menjawab, “Aku sedang mencari makan, Zizi. Kau sendiri mau ke mana?”
“Wah, kebetulan sekali! Aku juga sedang mencari makan,” kata Zizi sambil mengibaskan telinganya yang lebar.
Bobo tersenyum lebar. “Bagaimana kalau kita mencari makan bersama? Pasti lebih seru!”
“Ide bagus! Ayo, kita berjalan bersama!” sahut Zizi dengan gembira.
Mereka pun berjalan beriringan, melewati sungai kecil, melintasi padang rumput, dan menjelajahi hutan yang rimbun. Setelah berjalan cukup lama, Zizi tiba-tiba melihat sesuatu yang mengkilap di antara semak-semak. Ternyata, itu adalah sepuluh buah pisang yang ranum dan menggiurkan!
“Bobo, lihat! Aku menemukan pisang!” seru Zizi dengan riang.
Bobo mendekat dan matanya berbinar. “Wah, banyak sekali! Kita beruntung hari ini!”
Tapi tiba-tiba, wajah Bobo berubah murung. “Tapi, Zizi… aku belum menemukan makanan sama sekali. Aku lapar sekali…”
Zizi tersenyum lembut. “Jangan khawatir, Bobo. Pisang ini cukup untuk kita berdua. Aku akan membaginya sama rata. Lima untukmu, lima untukku.”
“Terima kasih, Zizi! Kau memang teman terbaik!” ucap Bobo dengan hati yang berbunga-bunga.
Mereka pun melanjutkan perjalanan untuk mencari tempat yang nyaman untuk makan dan beristirahat. Setelah beberapa lama, Bobo menemukan sebuah tempat teduh di bawah pohon besar yang rindang. Karena sudah lelah, Zizi pun berbaring dan tertidur pulas. Bobo duduk di sampingnya, memandangi pisang-pisang itu.
Tiba-tiba, muncul ide nakal di benak Bobo. “Bagaimana jika aku memakan semua pisang ini? Aku sangat lapar, dan Zizi pasti tidak akan marah,” pikir Bobo. Tanpa berpikir panjang, Bobo mulai memakan pisang satu per satu. Satu, dua, tiga… sampai tak tersisa satu pun!
Ketika Zizi terbangun, dia langsung terkejut melihat kulit pisang berserakan di sekitarnya.
“Bobo! Kau memakan semua pisangnya?” tanya Zizi dengan suara gemetar.
Bobo menunduk malu. “Maaf, Zizi… Aku tidak bisa menahan diri. Aku terlalu lapar…”
Zizi merasa sangat kecewa. “Aku sudah berbagi denganmu, tapi kau malah memakan semuanya tanpa memikirkan perasaanku!”
Tanpa berkata lagi, Zizi berbalik dan pergi meninggalkan Bobo.
Bobo merasa sangat menyesal. Dia berlari mengejar Zizi sambil berteriak, “Zizi, tunggu! Aku benar-benar minta maaf! Aku tidak akan mengulanginya lagi!”
Zizi berhenti dan menoleh ke Bobo. Matanya masih terlihat sedih. “Aku percaya padamu, Bobo. Tapi janji, lain kali kita harus saling berbagi.”
“Aku janji, Zizi! Aku akan menjadi teman yang lebih baik,” kata Bobo dengan tulus.
Akhirnya, mereka berdua berjalan pulang bersama. Meskipun ada kesalahpahaman, persahabatan mereka tetap terjaga. Bobo belajar bahwa berbagi adalah hal yang penting, dan Zizi pun mengerti bahwa setiap orang bisa belajar dari kesalahan.
Karya: Araffah Anggraini